Filter polarizer / CPL (circular polarizer) adalah filter yang agak
membingungkan fotografer pemula karena hanya akan menimbulkan efek
tertentu jika arah cahaya sesuai dengan posisi kamera, dan juga posisi
putaran filter. Jadi seringkali saat memotret dengan filter polarizer,
tidak ada bedanya dengan memotret tanpa filter. Kunci suksesnya adalah
kita harus mengetahui kapan mengunakan dan tidak mengunakan filter ini.
Filter CPL bertujuan untuk mengurangi pantulan dan meningkatkan
saturasi warna. Filter ini paling efektif jika cahaya menyinari subjek
foto dari sisi kiri atau kanan. Dengan kata lain arah cahaya tegak lurus
90 derajat dari posisi kamera. Filter CPL merupakan salah satu filter
penting/wajib untuk fotografi pemandangan. Filter ini dapat membuat
langit menjadi lebih biru tanpa editing, dan menghilangkan pantulan pada
air dan kaca sehingga kita dapat melihat dasar danau/laut atau
pemandangan dibalik kaca dengan jernih.
Dalam kasus dua foto dibawah ini, filter CPL saya gunakan untuk
mengurangi pantulan cahaya dari dedaunan yang basah karena hujan
seharian. Perhatikan dengan seksama perbedaan antara kedua foto ini.
Bagi yang teliti bukan hanya melihat perbedaan di kedua gambar
diatas, juga akan memperhatikan bahwa shutter speed yang digunakan
berbeda. Shutter speed gambar tanpa polarizer adalah 3 detik, sedangkan
shutter speed dengan filter polarizer 8 detik.
Artinya, saat memasang filter polarizer, kamera perlu cahaya yang
lebih banyak, maka dari itu shutter speednya menjadi lebih lambat,
sekitar 1-1.3 stop (dari 3 detik ke 6 detik = 1 stop). Filter polarizer
memang seperti kacamata hitam. Saat dipasang, filter membatasi sebagian
cahaya yang masuk ke lensa dan kamera. Karena itulah filter polarizer,
saya tidak menganjurkan untuk selalu dipasang di depan lensa.
Terus terang saya adalah orang yang paling malas pakai filter.
Sebagian besar lensa saya tidak saya pasang filter termasuk filter UV,
tapi lensa polarizer adalah salah satu lensa yang sering saya bawa saat
memotret pemandangan, seperti memotret aliran air seperti diatas.
Keuntungannya ganda, pertama mengurangi pantulan cahaya, kedua yaitu
mengurangi cahaya yang masuk sehingga saya dapat mengunakan shutter
speed yang lambat supaya aliran air mulus seperti kapas.
Cara penggunaannya yaitu pasanglah filter di depan lensa dengan
memutarnya seperti memutar sekrup, lalu putar filter polarizernya sampai
pantulan di daun atau batu-batuannya hilang dan permukaan batu menjadi
gelap.
Saya mengunakan filter B+W CPL Slim
seperti gambar diatas. “Slim” berarti filter polarizer ini sangat
tipis, sehingga tidak membuat ujung-ujung bidang gambar menjadi gelap
(vinyet) saat memakai lensa lebar seperti 16-35mm. Saya mempercayakan
filter merek B+W buatan Jerman beberapa tahun belakangan ini karena
kualitasnya sudah teruji.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment