Pages

Mengenal AutoFokus

Monday, 3 March 2014

Artikel ini membantu Anda mengenal autofokus kamera, selamat membaca

Sistem Auto Fokus (AF) pada kamera yang ditemukan di tahun 1980-an merupakan penemuan penting dalam dunia fotografi dan berdampak besar dalam membawa kemudahan bagi para juru foto. Kamera komersil pertama dengan fasilitas autofocus adalah kamera kompak merek Konica C35 AF yang diperkenalkan pada tahun 1978. Sedangkan kamera SLR dengan autofocus TTL yang pertama adalah Pentax ME-F yang dikeluarkan pada tahun 1980, namun kamera ini hanya mendukung autofokus pada lensa zoom AF tertentu saja.

Saat ini hampir semua produsen kamera dan lensa memproduksi sistem kamera yang dilengkapi dengan lensa autofokus.  Artikel ini membantu Anda mengenal autofokus kamera, selamat membaca.

Mengenal AutoFokus
AF, atau Auto Fokus adalah proses otomatis dalam kamera yang bertujuan untuk mencari fokus yang tepat. Secara sederhana sistem auto focus merupakan kesatuan dari sensor focus (biasa di body) dan motor auto focus (biasa di lensa). Mereka berdua bekerjasama memutar ring focus, dan menempatkan optik lensa di titik dimana fokus terbaik tercapai. Jadi yang menentukan kecepatan dan ketepatan AF itu tidak hanya lensa atau body kamera, melainkan keduanya.
Ada 2 jenis AF yang paling umum digunakan oleh produsen kamera :
  •  Sistem Aktif : sistem ini biasanya digunakan oleh kamera pocket – menggunakan sinar inframerah (selayaknya sonar di kapal selam) untuk menentukan jarak obyek dari kamera. Sistem ini cepat, tapi terbatas jaraknya dan gampang terganggu dengan berbagai sumber sinar inframerah lain (misalnya lilin ulang tahun)
  • Sistem Pasif : sistem ini yang biasanya digunakan di DSLR dan mirrorless. Prosesor kamera menganalisa gambar yang dihasilkan oleh lensa. Lensa diputar secara bolak balik untuk menentukan gambar dengan kontras terbaik. Kontras terbaik umumnya menyatakan foto yang in-focus.

Phase Detect AF
Pada kamera SLR lawas hingga DSLR modern, phase detect AF menjadi keistimewaan tersendiri karena akurasi dan kecepatannya. Pada kamera DSLR, modul AF khusus menerima gambar dari lensa dan dengan prinsip deteksi fasa, proses auto fokus lantas dilakukan. Proses AF dengan phase detect sangat cepat, akurat dan bisa diandalkan meski objek foto agak gelap dan kontrasnya rendah. Perlu diketahui kalau kinerja proses AF dengan phase detect akan menurun bila kamera DSLR dipasangi lensa lambat seperti f/4 atau f/5.6.

AF dengan menekan setengah tombol rana
Secara umum semua kamera akan mulai mencari fokus saat tombol rana ditekan setengah, bila fokus sudah terkunci kamera akan berbunyi ‘beep‘ dan objek yang terkunci oleh AF kamera tampak tajam. Karena itu hindari menekan tombol rana secara langsung tanpa menekan dulu setengah, karena kamera akan dipaksa memotret tanpa mencari fokus terlebih dahulu.

Contrast Detect AF
Inilah metoda AF yang hadir di era fotografi digital. Contrast Detect menganut prinsip bahwa foto yang kontrasnya paling tinggi adalah foto yang punya fokus terbaik. Pada saat sensor kamera sudah mendapat gambar dari lensa, kamera akan mengukur kontras objek foto (yang biasa kita lihat pada histogram) lalu mengatur fokus dan membandingkan kontrasnya. Bila objek foto tidak punya kontras yang cukup, atau berada dalam cahaya yang kurang terang, proses AF ini akan gagal.

Umumnya sensor yang digunakan dalam kamera adalah jenis sensor vertikal. Hal ini karena kontras umumnya memang terjadi di area yang posisinya horizontal.
Mengenal AutoFokus
Lihat sensor – sensor berwarna biru itu adalah sensor yang paling banyak digunakan di DSLR pada umumnya. Sensor vertikal ini murah, akurasinya cukup baik untuk kondisi dimana banyak garis horizontal yang kontras nya bisa di analisa. Hanya saja sensor jenis ini kesulitan apabila menemui garis-garis vertikal.

Oleh sebab itu para desainer kamera menggunakan “cross sensor”. Sensor jenis ini bisa mendeteksi kontras di garis horizontal maupun vertikal. Sehingga lebih cepat dan akurat. Ini adalah sensor dengan warna merah dan hijau di atas.

Sensor ini lebih mahal, sehingga di high end DSLR saja hanya sebagian adalah cross sensor. Sedangkan di DSLR kelas pemula umumnya cross sensor hanya diletakkan di sensor tengah. Itu sebabnya apabila kita ingin menggunakan teknik focus recompose kita lebih baik memilih menggunakan sensor yang tengah. Karena hampir pasti sensor tengah itu adalah jenis cross sensor.
Focus & recompose pada intinya adalah melakukan focusing lalu menahan tombol focus (sehingga kamera tidak melakukan autofocus lagi, biasanya dengan menahan setengah tombol shutter) dan melakukan recompose sehingga sesuai dengan komposisi yang kita mau.

Jadi misalnya kita aktifkan titik tengah (karena titik tengah biasanya adalah yang paling sensitif dan paling ok buat focusing. Setelah kita pilih focal length yang kita mau, kita bidik mata / wajah model dengan titik tengah tersebut. Sembari menahan tombol shutter kita geser posisi kamera sehingga komposisinya sesuai dengan yang kita mau. Setelah itu baru jepret dengan melanjutkan menekan tombol shutter. Dengan cara ini kita bisa tetap mendapatkan hasil tajam walaupun mata / wajah model tidak berada di titik autofocus.

Hal ini sebenarnya bisa juga dilakukan di kamera pocket. Sayangnya adalah di kamera pocket kebanyakan autofocus = exposure lock. Sehingga pada saat kita melakukan focus lalu recompose meteringnya dilakukan saat kita focusing, bukan saat recompose (hal yang sama tidak terjadi di DSLR). Hal ini mengakibatkan bisa overexposure / underexposure.

AE-L dan AF-L
Selain menekan tombol rana setengah, pada kamera kelas serius seperti kamera prosumer dan kamera DSLR, terdapat tombol AE-L / AF-L yang bisa dimanfaatkan untuk mengunci fokus. AE-L singkatan dari Auto Exposure – Lock, sementara AF-L singkatan dari Auto Focus – Lock. dalam setting yang lebih lanjut, tombol ini bisa dikustomisasi menjadi beberapa fungsi, misal sekaligus mengunci eksposur dan fokus, atau mengunci eksposur saja, mengunci fokus saja, dan mengunci fokus selama tombol ini ditekan (AF lock-hold). Pilihlah mana yang paling sesuai keinginan anda.

AF MODE
Proses Auto Fokus awalnya hanya bisa mengunci fokus pada benda yang diam. Seiring majunya teknologi, kini AF bisa mendeteksi gerakan objek dan berusaha mengikuti kemana pun objek bergerak. Perhatikan kalau mode default AF mode umumnya berada di mode diam/stasioner, dan bila kita perlu mengikuti gerakan objek maka perlu memindah mode AF ke continuous. Saat ini kamera DSLR sudah bisa mengunci fokus pada objek yang bergerak kiri kanan ataupun maju mundur (3D tracking AF)

No comments:

Post a Comment

 

The Battle of Surabaya

STMIK AMIKOM Yogyakarta

Search This Blog

Total Pageviews

Translate

Archives

Powered by Blogger.