Tergiur iming-iming harga murah produk smartphone berbasis Android, Samsung S4, seorang teman membeli Samsung S4 yang ditawarkan kenalannya. Dengan berkilah sebagai produk blackmarket, harganya dipatok menarik, hanya 50 persen dari harga pasaran.
Tetapi, beruntung ada kesepakatan, yaitu jika ternyata smartphone tersebut palsu, maka uang bisa dikembalikan. Deal! Saya diminta mengecek keaslian handphone paling bergengsi yang diproduksi Samsung ini.
Dengan
hanya membandingkan produk asli Samsung S4 dengan produk yang baru
dibeli, tampak tak ada perbedaan dari sisi tampilan fisik. Bahkan,
ukuran empat sensor yang tak sama di bagian depan, juga dibuat sangat
baik oleh produk ini.
Dari sisi fisik, saya yakin produk blackmarket
itu benar-benar asli Samsung S4. Kemasan kotak dan segala aksesorinya,
termasuk baterai dan charger, pun makin meyakinkan jika produk itu asli
S4.
Kini saatnya mencoba keandalan S4. Dari sisi kecepatan booting, tak ada masalah, dengan logo Samsung dan suara khas Samsung. Fungsi touch screen tampak meyakinkan, tak ada masalah. Sedikit mulai ada keraguan ketika menguji kualitas kamera yang biasa-biasa saja.
Saatnya
memasang aplikasi AnTuTu Benchmark dan CPU-Z, yang bisa diunduh dari
Google Play. Dua aplikasi ini dibutuhkan untuk mendeteksi jeroan Samsung
S4, mulai dari nama produsen pembuat CPU, jenis CPU, hingga spesifikasi
teknis lainnya seperti resolusi layar, densitas layar, RAM, hingga
spesifikasi kamera.
Luar biasa, berbagai sensor yang dimiliki
Samsung S4 yang membuktikan kecanggihan smartphone ini juga terdeteksi
aktif di produk yang diuji. Sampai di situ, sangat sulit untuk
mengatakan produk yang diuji adalah palsu.
Ternyata dua aplikasi
itu bisa memberikan informasi yang berbeda, itu berarti produk yang
diuji bisa mengecoh aplikasi pendeteksi. Dengan CPU-Z terdeteksi CPU-nya
adalah ARM Cortex-A7, dan AnTuTu mendeteksinya MTK MT6572.
Dua
aplikasi itu tak memberikan penilaian apakah spesifikasi yang ada asli
atau bukan. Jika kita tak memegang spesifikasi asli Samsung S4, maka
kita tak bisa memberikan penilaian. Beruntung akhirnya ada aplikasi lain
yang gratis diunduh yaitu Genuine Galaxy S4/Note 3.
Dengan
menjalankan Genuine Galaxy S4/Note 3, software ini langsung memberikan
penilaian apakah gadget kita asli atau palsu. Begitu dijalankan
aplikasinya, langsung tampil pesan: ”I’am afraid you’re not using Galaxy
S4”, yang berarti smartphone tersebut bukan S4.
Alasan pun
diberikan rinci oleh aplikasi ini. Di antaranya total RAM hanya 469MB,
padalah harusnya 2GB. Total ROM 1,2GB, padahal harusnya 16GB, resolusi
layar hanya 800x400, padahal referensinya 1920x1080, CPU core terdeteksi
2 harusnya 4.
Dari aplikasi terakhir itu, jelas bahwa S4 blackmarket yang dijanjikan itu ternyata palsu buatan China. Bisnis smarphone murah dengan berkedok produk blackmarket kini makin marak dan menurut penuturan pedagang, banyak yang sudah membeli produk sejenis.
”Saya tidak tahu kalau palsu, tahunya itu blackmarket
makanya saya jual sebagai produk blackmarket,” kata seorang penjual
berkilah. Bisnis seperti ini makin sempurna dan tak didesain untuk
membohongi karena rantai penjualnya justru mengandalkan orang-orang yang
tak paham gadget. Jadi, hati-hati jika Anda ditawari produk blackmarket.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment