Pages

Tips Memotret Landscape Dengan Lebih Baik

Monday, 3 March 2014

Kita semua mungkin pernah mengalami hal seperti ini: Pergi ke suatu tempat yang pemandangannya sangat indah lalu memotret semua yang bisa dilihat. Sampai di rumah, ketika melihat foto-foto tadi, semuanya tampak datar dan membosankan. Semua elemen yang kamu lihat tadi memang ada dalam foto, tapi perasaannya tidak tersampaikan. Mengapa?

Saat kita melihat sebuah landscape, mata kita secara selektif mengambil elemen yang menarik. Ruang pandang kita bisa menampung begitu banyak pemandangan, tapi mata dan otak kita punya kemampuan untuk mengabaikan semua kecuali detil-detil yang paling indah. Lensa dan sensor kamera tidak punya kemampuan selektif ini. Mereka harus dipandu.

Waktu adalah hal terpenting dalam memotret landscape. Saat tiba di suatu tempat yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya, ambil waktu untuk melihat-lihat sekitar – bersepeda, berjalan kaki, berkendara ke tempat-tempat berbeda di sekitar untuk menemukan titik-titik yang menguntungkan. Bawalah kompas untuk menentukan posisi terbit dan tenggelamnya matahari, dan bayangkan tempat itu dalam berbagai pencahayaan. Tentunya ini membutuhkan latihan  karena kamu juga perlu tahu tempat-tempat yang tidak terkena cahaya.

Trik Memotret Beberapa Objek Landscape

Air Yang Mengalir
Jika sebuah sungai atau jeram mengalir melalui landscape yang akan kamu foto, pertimbangkan karakternya dan bagaimana menggambarkannya dalam bentuk gambar. Sebuah sungai yang besar dan alirannya pelan akan tampak dan terasa berbeda dari jeram yang deras. Air bisa menjadi POI dalam foto, atau bisa menjadi satu dari beberapa elemen dalam komposisi.

Perhatikan baik-baik refleksi di air. Kamu bisa menggunakannya untuk memperkuat foto tapi penggunaan yang tidak tepat malah akan mengganggu. Cobalah beberapa sudut sebelum menentukan refleksinya perlu dimasukkan dalam frame atau tidak, juga coba beberapa pencahayaan matahari. Gunakan polarizing filter untuk menghilangkan refleksi dan menaikkan kontras; putar filternya sampai kamu menemukan efek yang diinginkan.
Sungai congkak
Sungai Congkak, © Yuliang Wong

Hutan
Memotret hutan memiliki tantangannya sendiri. Pertama, pikirkan karakter hutan yang ingin kamu sampaikan dalam foto. Apakah gelap dan kelam, atau ringan dan cerah? Apakah ada bagian istimewa dari hutan tersebut yang bisa membantumu menyampaikan pesan? Seperti juga dengan foto-foto lain, selalu cari POI. Mungkin sebuah batang pohon yang bentuknya berbeda dari yang lain, sebuah jalan setapak, atau sebercak warna pada tanaman bunga. Apapun itu, komposisikanlah sedemikian rupa sehingga menarik mata orang yang melihat ke arahnya. Carilah secercah cahaya yang menembus dari sela-sela daun atau suatu titik dimana cahaya menerangi tanah.

Baik itu memotret hutan dari luar atau memotret ke arah luar dari dalam hutan, carilah pola, garis, dan elemen komposisi lain yang bisa kamu gunakan. Kalau ada, cobalah menggunakan lensa lebar dan telephoto bergantian. Lensa lebar yang diarahkan ke atas ke arah pepohonan akan memberi kesan bebas dan melambung; sementara telephoto akan memangkasnya menjadi garis-garis cabang pohon. Cobalah low angle, high angle, rebahkan badanmu, naiklah ke pohon, cari banyak sudut pandang.
Forest
Forest, © Rudolf Vlcek

Tanah Lapang dan Padang Rumput
Tempat-tempat yang terbuka lebar seperti tanah lapang dan padang rumput termasuk landscape yang sulit difoto dengan baik karena kurangnya POI yang jelas. Maka, umumnya, pemandangan luas itulah yang berkomunikasi. Meskipun begitu, ingat bahwa orang yang melihat fotomu ingin satu titik fokus. Carilah elemen yang tidak biasa di tempat itu dan gunakan sebagai POI yang menjelaskan sesuatu tentang pemandangan itu dan bisa memberikan skala perbandingan ukuran agar mata tidak melihat kekosongan di sekeliling frame.

Seperti juga hutan, setiap tanah lapang memiliki kepribadiannya sendiri, jadi carilah sudut dan komposisi yang melukiskannya. Manfaatkan langit. Langit biru cerah atau awan badai. Gunakan rule of thirds; jika langitnya lebih penting, turunkan tanahnya ke sepertiga bawah frame, jika tidak, naikkan ke dua pertiga.
Prairie Stormscape
Prairie Stormscape, © Dave Sills

Tepi Laut dan Pantai
Bayangkan beberapa pemandangan berbeda berikut ini: sebuah pulau tropis yang tenang dengan air laut berwarna biru-kehijauan berlarian di pasir pantai yang putih; ombak badai menerjang pantai berbatu; pantai wisata yang penuh orang. Tepi laut seperti apa yang ingin kamu foto dan bagaimana menggambarkan suasananya? Pukul berapa, cuacanya seperti apa, dan musim apa yang paling cocok untuk menggambarkan karakternya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang bisa kamu olah sendiri saat mencari titik foto yang bagus di tepi laut sambil juga mencari komposisi terbaiknya sebelum mulai memotret. Setiap garis pantai berbeda, dan itu yang bisa ditampilkan dalam sebuah foto.

Begitu kamu sudah menemukan karakternya, cari juga elemen yang bisa digunakan untuk memperkuat perasaan yang kamu ingin sampaikan. Pohon kelapa dan palem bisa dijadikan bingkai frame yang bagus untuk pantai tropis; semburan air yang dibekukan ketika menabrak karang bisa menggambarkan pantai yang lebih berbahaya.

Yang harus kamu perhatikan saat memotret di pantai: berhati-hatilah dengan pasir. Jika sangat berangin, pastikan untuk melindungi kamera dan lensamu. Jangan mengganti lensa sebelum masuk ke ruangan.
Stormy Beach
Stormy Beach, © Michael Ball

Pegunungan
Apakah gunung yang ingin kamu foto berbatu atau lebih banyak ditutupi hutan, apakah tampak mengancam atau malah menarik? Perasaan apa yang muncul saat kamu melihatnya? Carilah elemen-elemen yang bisa memperkuat perasaanmu  untuk disampaikan pada orang-orang yang melihat fotomu nanti. Komposisi, sudut, cahaya, dan cuaca seperti apa yang paling cocok? Cari juga detil yang mampu menggambarkan kekuatan gunung itu.
Red Mountain Reflection - Ouray, Colorado
Red Mountain Reflection, © Isaac Borrego

Persawahan
Ini adalah landscape yang sangat Indonesia dan mudah ditemukan hampir di tiap daerah. Seperti padang rumput, sawah juga adalah hamparan luas yang nyaris tanpa variasi. Tapi banyak foto-foto sawah yang bisa jadi luar biasa dengan menampilkan detil seperti saung (rumah bambu) di tengahnya, petani yang sedang menanam, atau kamu juga bisa memanfaatkan masa tanam yang berbeda yang akan memberi warna dan pola yang berbeda pada foto. Pematang sawah bisa jadi garis-garis yang menarik untuk menguatkan landscape sawah berikut elemen lain seperti gunung di kejauhan.
Sawahs
Sawahs, © Huub L

Tips ekstra: jika kamu sedang berlibur dan mengunjungi tempat dengan pemandangan yang indah tapi tidak punya cukup waktu untuk memotret karena ikut dalam sebuah paket tur, misalnya. Gunakan dulu kamera saku atau kamera ponsel untuk membantumu merekam tempat-tempat dengan spot yang bagus. Nanti saat kamu punya waktu luang, kembalilah dengan persenjataan yang lebih lengkap dan waktu yang leluasa untuk mencari sudut dan komposisi yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment

 

The Battle of Surabaya

STMIK AMIKOM Yogyakarta

Search This Blog

Total Pageviews

Translate

Archives

Powered by Blogger.