Kita semua mungkin pernah mengalami hal
seperti ini: Pergi ke suatu tempat yang pemandangannya sangat indah
lalu memotret semua yang bisa dilihat. Sampai di rumah, ketika melihat
foto-foto tadi, semuanya tampak datar dan membosankan. Semua elemen yang
kamu lihat tadi memang ada dalam foto, tapi perasaannya tidak
tersampaikan. Mengapa?
Saat kita melihat sebuah landscape, mata
kita secara selektif mengambil elemen yang menarik. Ruang pandang kita
bisa menampung begitu banyak pemandangan, tapi mata dan otak kita punya
kemampuan untuk mengabaikan semua kecuali detil-detil yang paling indah.
Lensa dan sensor kamera tidak punya kemampuan selektif ini. Mereka
harus dipandu.
Waktu adalah hal terpenting dalam
memotret landscape. Saat tiba di suatu tempat yang belum pernah kamu
kunjungi sebelumnya, ambil waktu untuk melihat-lihat sekitar –
bersepeda, berjalan kaki, berkendara ke tempat-tempat berbeda di sekitar
untuk menemukan titik-titik yang menguntungkan. Bawalah kompas untuk
menentukan posisi terbit dan tenggelamnya matahari, dan bayangkan tempat
itu dalam berbagai pencahayaan. Tentunya ini membutuhkan latihan
karena kamu juga perlu tahu tempat-tempat yang tidak terkena cahaya.
Trik Memotret Beberapa Objek Landscape
Air Yang Mengalir
Jika sebuah sungai atau jeram mengalir
melalui landscape yang akan kamu foto, pertimbangkan karakternya dan
bagaimana menggambarkannya dalam bentuk gambar. Sebuah sungai yang besar
dan alirannya pelan akan tampak dan terasa berbeda dari jeram yang
deras. Air bisa menjadi POI dalam foto, atau bisa menjadi satu dari
beberapa elemen dalam komposisi.
Perhatikan baik-baik refleksi di air.
Kamu bisa menggunakannya untuk memperkuat foto tapi penggunaan yang
tidak tepat malah akan mengganggu. Cobalah beberapa sudut sebelum
menentukan refleksinya perlu dimasukkan dalam frame atau tidak, juga
coba beberapa pencahayaan matahari. Gunakan polarizing filter untuk
menghilangkan refleksi dan menaikkan kontras; putar filternya sampai
kamu menemukan efek yang diinginkan.
Hutan
Memotret hutan memiliki tantangannya
sendiri. Pertama, pikirkan karakter hutan yang ingin kamu sampaikan
dalam foto. Apakah gelap dan kelam, atau ringan dan cerah? Apakah ada
bagian istimewa dari hutan tersebut yang bisa membantumu menyampaikan
pesan? Seperti juga dengan foto-foto lain, selalu cari POI. Mungkin
sebuah batang pohon yang bentuknya berbeda dari yang lain, sebuah jalan
setapak, atau sebercak warna pada tanaman bunga. Apapun itu,
komposisikanlah sedemikian rupa sehingga menarik mata orang yang melihat
ke arahnya. Carilah secercah cahaya yang menembus dari sela-sela daun
atau suatu titik dimana cahaya menerangi tanah.
Baik itu memotret hutan dari luar atau
memotret ke arah luar dari dalam hutan, carilah pola, garis, dan elemen
komposisi lain yang bisa kamu gunakan. Kalau ada, cobalah menggunakan
lensa lebar dan telephoto bergantian. Lensa lebar yang diarahkan ke atas
ke arah pepohonan akan memberi kesan bebas dan melambung; sementara
telephoto akan memangkasnya menjadi garis-garis cabang pohon. Cobalah
low angle, high angle, rebahkan badanmu, naiklah ke pohon, cari banyak
sudut pandang.
Tanah Lapang dan Padang Rumput
Tempat-tempat yang terbuka lebar seperti
tanah lapang dan padang rumput termasuk landscape yang sulit difoto
dengan baik karena kurangnya POI yang jelas. Maka, umumnya, pemandangan
luas itulah yang berkomunikasi. Meskipun begitu, ingat bahwa orang yang
melihat fotomu ingin satu titik fokus. Carilah elemen yang tidak biasa
di tempat itu dan gunakan sebagai POI yang menjelaskan sesuatu tentang
pemandangan itu dan bisa memberikan skala perbandingan ukuran agar mata
tidak melihat kekosongan di sekeliling frame.
Seperti juga hutan, setiap tanah lapang
memiliki kepribadiannya sendiri, jadi carilah sudut dan komposisi yang
melukiskannya. Manfaatkan langit. Langit biru cerah atau awan badai.
Gunakan rule of thirds; jika langitnya lebih penting, turunkan tanahnya
ke sepertiga bawah frame, jika tidak, naikkan ke dua pertiga.
Tepi Laut dan Pantai
Bayangkan beberapa pemandangan berbeda
berikut ini: sebuah pulau tropis yang tenang dengan air laut berwarna
biru-kehijauan berlarian di pasir pantai yang putih; ombak badai
menerjang pantai berbatu; pantai wisata yang penuh orang. Tepi laut
seperti apa yang ingin kamu foto dan bagaimana menggambarkan suasananya?
Pukul berapa, cuacanya seperti apa, dan musim apa yang paling cocok
untuk menggambarkan karakternya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang
bisa kamu olah sendiri saat mencari titik foto yang bagus di tepi laut
sambil juga mencari komposisi terbaiknya sebelum mulai memotret. Setiap
garis pantai berbeda, dan itu yang bisa ditampilkan dalam sebuah foto.
Begitu kamu sudah menemukan karakternya,
cari juga elemen yang bisa digunakan untuk memperkuat perasaan yang kamu
ingin sampaikan. Pohon kelapa dan palem bisa dijadikan bingkai frame
yang bagus untuk pantai tropis; semburan air yang dibekukan ketika
menabrak karang bisa menggambarkan pantai yang lebih berbahaya.
Yang harus kamu perhatikan saat memotret di pantai:
berhati-hatilah dengan pasir. Jika sangat berangin, pastikan untuk
melindungi kamera dan lensamu. Jangan mengganti lensa sebelum masuk ke
ruangan.
Pegunungan
Apakah gunung yang ingin kamu foto
berbatu atau lebih banyak ditutupi hutan, apakah tampak mengancam atau
malah menarik? Perasaan apa yang muncul saat kamu melihatnya? Carilah
elemen-elemen yang bisa memperkuat perasaanmu untuk disampaikan pada
orang-orang yang melihat fotomu nanti. Komposisi, sudut, cahaya, dan
cuaca seperti apa yang paling cocok? Cari juga detil yang mampu
menggambarkan kekuatan gunung itu.
Persawahan
Ini adalah landscape yang sangat
Indonesia dan mudah ditemukan hampir di tiap daerah. Seperti padang
rumput, sawah juga adalah hamparan luas yang nyaris tanpa variasi. Tapi
banyak foto-foto sawah yang bisa jadi luar biasa dengan menampilkan
detil seperti saung (rumah bambu) di tengahnya, petani yang sedang
menanam, atau kamu juga bisa memanfaatkan masa tanam yang berbeda yang
akan memberi warna dan pola yang berbeda pada foto. Pematang sawah bisa
jadi garis-garis yang menarik untuk menguatkan landscape sawah berikut
elemen lain seperti gunung di kejauhan.
Tips ekstra:
jika kamu sedang berlibur dan mengunjungi tempat dengan pemandangan
yang indah tapi tidak punya cukup waktu untuk memotret karena ikut dalam
sebuah paket tur, misalnya. Gunakan dulu kamera saku atau kamera ponsel
untuk membantumu merekam tempat-tempat dengan spot yang bagus. Nanti
saat kamu punya waktu luang, kembalilah dengan persenjataan yang lebih
lengkap dan waktu yang leluasa untuk mencari sudut dan komposisi yang
lebih baik.
No comments:
Post a Comment