Ka’bah adalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak di
tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi
kaum muslim (umat Islam). Merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah
kiblat atau arah patokan untuk hal hal yang bersifat ibadah bagi umat
Islam di seluruh dunia seperti salat. Selain itu, merupakan bangunan
yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah, Seorang yang mendapat kesempatan untuk datang ke Masjidil Haram,
hendaklah berhenti di depan Ka’bah, baik untuk berdoa atau shalat. Muka Ka’bah merupakan tempat yang sangat mulia di muka bumi.
Abdullah bin Saib menjumpai Rasulullah SAW pada hari Fath (penaklukan
kota Makkah). Ketika itu Nabi SAW sedang menunaikan shalat di hadapan
Ka’bah dan beliau melepaskan sandalnya lalu meletakkannya di sebelah
kiri beliau. (Al-Fakihy: 1/179).
Muhammad bin Suqah bersama Said bin Jubair di bawah naungan Ka’bah,
lalu Said berkata, “Saat ini kamu tengah berada di bawah naungan yang
paling mulia di muka bumi.” (Al-Fakihy: 1/333).
Sufyan menceritakan dari Amr, katanya, “Aku melihat Ibn Zubair,
ketika dia hendak menunaikan salat Ashar, dia melangkah menuju muka
Ka’bah, lalu melakukan salat dua rakaat.” (Al- Azraqy: 1/351).
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Najih, bahwa Abdullah bin Amr bin Ash
berkata, “Baitullah itu seluruhnya adalah kiblat, dan kiblatnya sendiri
adalah mukanya. Lalu jika mukanya tidak menepatimu, maka (menghadaplah
ke arah) kiblat Nabi Saw, sedangkan kiblat Nabi Saw adalah antara mizab
hingga rukun syami yang menyertai maqam Ibrahim.” (Al-Azraqy: 1/351).
Diceritakan dari Ibnu Saib,bahwa pada hari Fath Nabi Saw melakukan
shalat di hadapan Ka’bah, sejajar dengan batu putih. Kemudian beliau
mengangkat kedua tangannya, lalu bersabda, “Inilah kiblat.”
Abul Walid menceritakan dari kakeknya bahwa Daud bin Abdurrahman
menunjukkan kepada mereka tempat Nabi Saw melakukan salat di hadapan
Ka’bah, sebelum dilakukan pemasangan bata dan marmar pada syadmrwan
yang terletak di bawah kain Ka’bah pada batu ketujuh atau kesembilan.
Kakeknya berkata, “yang melekat pada pintu hijir sebelah timur. Jika
engkau melihat bata dan marmar itu telah diambil dari syadzarwan, maka
hitunglah tujuh batu mulai dari pintu hijir sebelah timur.
Lalu jika sampai pada batu ketujuh sebuah batu panjang, paling
panjang di antara tujuh batu yang ada, maka di situ terdapat
lubang-lubang semacam cekungan. Di situlah tempatnya, atau pada batu
kesembilan.
Daud sendiri mengatakan bahwa Ibnu Juraij menunjukkan kepada mereka
tempat ini dan berkata, “Inilah tempat Nabi Saw menunaikan salat. Dan
itulah tempat yang dijadikan maqam ketika hilang terbawa aras banjir
ummi nahsyal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment